Batik kawung adalah salah satu motif batik yang berasal dari Yogyakarta, motif batik ini sangat klasik dan merupakan salah satu motif yang populer di kalangan pecinta batik oleh karenanya sering digunakan pada berbagai desain mulai dari pakaian tradisional hingga pakaian modern. Bahkan, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menetapkan sebagai salah satu motif batik terpopuler.
Setiap motif batik memiliki makna filosofi yang berbeda begitu juga dengan batik kawung yang merupakan salah satu motif batik tertua, motif Kawung awalnya hanya boleh dikenakan oleh golongan sentana dalem atau kerabat kerajaan dan tidak boleh digunakan sembarangan. Dalam pewayangan motif Kawung hanya digunakan oleh karakter besar seperti Semar, Gareng, Petruk, dan Bagong hal ini menandakan hanya bahwa hanya orang yang berakhlak bijaksana yang mengenakan batik motif Kawung.
Berdasarkan sejarah, batik kawung diciptakan oleh salah seorang raja dari kerajaan Mataram. Namun, baru mulai dikenal pada abad ke-13. Sebelumnya, motif Kawung digunakan sebagai hiasan pada relief candi yang dapat kita saksikan pada relief candi Prambanan lalu pada perkembangan berikutnya motif batik kawung mulai diaplikasikan pada kain seperti yang banyak kita temui sekarang.
Motif kawung sendiri ada yang menyebutkan terinspirasi dari kumbang Oryctes Rhinoceros atau dalam bahasa jawa dikenal dengan kumbang kwangwung. Namun sumber lainnya mengatakan bahwa kawung sendiri memiliki arti buah aren atau yang biasa dikenal dengan kolang kaling karena pola motifnya yang menyerupai buah kolang kaling yang tersusun rapi dan simetris.Terdapat lima jenis motif Kawung antara lain;
Susunan pola motif Kawung memiliki filosofi yang sakral, motif ini mencerminkan kesucian, kemurnian dan kesempurnaan dapat diartikan juga sebagai bentuk pengendapan diri dalam dinamika usaha. Orang yang mengenakan batik Kawung diharapkan menjadi sosok yang berkharisma dan juga unggul, sifat yang sangat diharapkan dimiliki seorang pemimpin atau raja pada kala itu.
Makna lain dari batik Kawung adalah persatuan, yang merupakan gambaran dari empat pola yang menjadi satu. Adat Jawa mengenal ungkapan papat madhep limo pancer yang memiliki arti empat titik saling berhadapan dengan titik kelima sebagai pusat. Makna dari pola tersebut adalah lima titik menyatu dan menciptakan kekuatan semesta.
Keagungan dan keindahan dalam setiap goresan gambar batik beserta filosofi yang memiliki arti yang luhur, menginspirasi Galeri 24 dalam mengeluarkan batik series dimana salah satunya adalah motif batik Kawung. Kemilau keindahan serta kemurnian emas disepadankan dengan filosofi dan makna yang mendalam dari Batik batik itu sendiri melahirkan suatu kemegahan, keanggunan serta keindahan yang terpancar dari Logam Mulia seri batik Galeri 24
Produk yang sangat ekslusif, cocok dijadikan collectable item oleh kolektor seni sekaligus sebagai investasi. Emas ini juga sangat ideal untuk dijadikan sebagai hadiah, kemewahannya merupakan bentuk penghargaan bagi sang penerimaan hadiah.
Nah, jika anda tertarik mengoleksi Emas dengan desain batik anda bisa datang ke gerai galeri 24 terdekat ada tiga varian motif yang bisa menjadi pilihan antara lain motif batik Kawung, motif batik Mega Mendung, dan motif batik Sulur Anggrek.